Definisi
Apakah yang dimaksud dengan tanaman karnivora dan ciri apakah yang menjadi patokan bahwa tanaman tertentu dikategorikan karnivora? Karnivora berarti pemakan daging. Dengan demikian tanaman karnivora bisa diartikan sebagai tanaman yang memakan binatang dengan cara menjebak dan mencerna makanannya tersebut. Semula tanaman ini disebut sebagai insektivora alias pemakan serangga, tetapi selanjutnya istilah karnivora lebih tepat digunakan karena beberapa tanaman diketahui dapat menjebak dan mencerna binatang selain seperti mamalia kecil, reptil dan katak. Di antaranya pernah ditemukan kerangka tupai dan kadal dalam kantung Nepenthes rajah, bangkai tikus dalam kantung N. truncata, serta katak kecil dan cicak yang tertangkap perangkap Dionaea.













Gambar 1: Bangkai tikus yang ditemukan dalam kantung Nepenthes truncata (kiri-atas); Cicak yang terperangkap jebakan Dionaea muscipula (kanan-atas); Katak kecil yang terperangkap jebakan D. muscipula dan sisa-sisanya (bawah).


Ciri khusus dari tanaman karnivora antara lain mampu menarik mangsa (berdasarkan bentuk, warna, bau, atau sarana lainnya), menjebak mangsa, mencerna mangsa, dan menyerap hasil cerna. Cara mencerna mangsa utamanya dengan menggunakan enzim pencerna dan aktivitas bakteri. Beberapa tanaman karnivora tidak memproduksi enzim dan hanya mengandalkan peruraian oleh bakteri saja. Organ pencerna tanaman karnivora adalah daun yang termodifikasi.
Ada satu tanaman yang tidak bersifat karnivora namun bijinya menunjukkan sifat tersebut, yaitu Capsella bursa-pastoris (Brassicaceae). Biji tanaman ini mampu menarik, membunuh, dan mencerna protozoa, nematoda, dan bakteri.

Mekanisme Penjebak
Secara garis besar ada dua macam mekanisme penjebak, yaitu aktif dan pasif bergerak. (Pietropaolo, 1986)

Mekanisme penjebak aktif melibatkan pergerakan cepat. Ada dua tipe mekanisme penjebak aktif, yaitu tipe jebakan jepit dan tipe penyedot 'jebakan tikus'.
Tipe jebakan jepit dapat ditemui pada Dionaea dan Aldrovanda. Jebakan terdiri dari dua lobus berbentuk oval hingga segi empat yang bertemu di salah satu sisinya dan dalam keadaan terbuka. Saat mendapat rangsangan kedua lobus akan bergerak cepat, mengatup ke arah satu sama lain dan menjebak mangsa di dalamnya.


Gambar 2: Perangkap tipe jepit pada Dionaea muscipula.

Tipe penyedot 'jebakan tikus' dapat ditemui pada Polypompholyx dan Utricularia. Jebakan berbentuk seperti bola atau bulat telur. Salah satu sisi terdapat semacam pintu yang mengarah ke dalam. Tekanan di dalam penjebak lebih rendah daripada luarnya. Saat rambut pemicu pada pintu tersentuh oleh serangga maka pintu akan terbuka dan segera menyedot mangsa karena pengaruh perbedaan tekanan tersebut.


Gambar 3: Perangkap tipe penyedot 'jebakan tikus' pada Utricularia.

Mekanisme penjebak pasif tidak melibatkan pergerakan cepat. Ada tiga tipe mekanisme penjebak pasif, yaitu lubang perangkap (pitfall), lobster, dan kertas perekat lalat (flypaper).
Tipe lubang perangkap dapat ditemui pada Cephalotus, Darlingtonia, Heliamphora, Nepenthes, dan Sarracenia. Penjebak berupa daun berbentuk corong licin dengan cairan di dasarnya.


Gambar 4: Perangkap tipe lubang (pitfall) pada Sarracenia.

Tipe lobster dapat ditemui pada Genlisea. Perangkap berupa dua lengan spiral dengan rambut-rambut yang mengarahkan mangsa ke arah dalam.


Gambar 5: Perangkap tipe lobster pada Genlisea.

Tipe kertas perekat lalat dapat ditemui pada Drosera, Pinguicula, Byblis, Triphyophyllum, Drosophyllum, dan Roridula. Mangsa ditangkap dengan menggunakan musilago atau resin yang dihasilkan oleh tentakel yang menutupi permukaan daun.


Gambar 6: Perangkap tipe kertas perekat lalat pada Drosera.


Artikel terkait :

0 komentar

Next Post Next Post Next Post