Sepekan sudah penggerebekan teroris di Pamulang, Tangerang Selatan berlalu. Di tengah masyarakat sekitar, penggerebekan yang menewaskan tiga tersangka teroris itu kini justru melahirkan cerita-cerita mistis.
 
Sebagai contoh cerita mengenai arwah gentayangan salah satu tersangka teroris, Hasan Nur yang tewas. Hasan Nur merupakan pelanggan sebuah warung nasi uduk yang berjarak 100 meter dari rumah Fauzi di Gang Asem. Oleh Densus 88, Hasan tewas ditembak persis di depan warung nasi uduk langganannya tersebut.

“Setiap pagi setelah salat subuh, dia (Hasan Nur) sering makan di sini. Sering ngetok pintu tanya nasi uduk sudah ada belum. Pas sehari setelah penggerebekan pukul O4.30 WIB ada yang ngetok pintu tapi nggak ada orangnya. Suaranya mirip Hasan Nur, saya takut, nggak saya buka,” kata Pipit (56) kepada wartawan di rumahnya, Gang Asem, Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (15/3/2010)

Pipit menduga hal itu karena ada darah Hasan di lantai akibat peluru bersarang yang belum kering.
“Setelah darah itu dibersihkan tidak ada lagi yang ngetok-ngetok,” imbuhnya.

Cerita serupa juga dialami oleh salah satu petugas jaga Polsek Pamulang. Sehari setelah penggerebekan, sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, ada seseorang yang tubuhnya bersimbah darah mendatangi Mapolsek Pamulang untuk menanyakan motornya.

“Pagi-pagi sekitar pukul 02.00 WIB, dengan kondisi pagar sudah ditutup, saat itu gerimis, ada orang di depan tiang bendera. Disamperin ditanya ada apa mas, dia jawab saya mau ngambil motor saya pak, kenapa berdarah saya tanya lagi, saya mau ambil motor saya pak, karena niat mau nolong saya ke dalam sebentar, saat menoleh ke belakang orang itu sudah tidak ada,” tutur petugas polisi berpangkat bripka yang enggan disebut namanya itu.

Cerita lain datang dari salah satu karyawan Salon Rinova yang bersebelahan dengan Multiplus, tempat tewasnya Yahya Ibrahim alias Dulmatin. Karyawan tersebut sering mendengar suara tangisan dan rintihan dari lantai 2 ruko Multiplus. Padahal diketahui tempat tersebut sudah tutup dan tidak pernah ada yang menginap di ruko yang terletak di Jl Siliwangi itu.

“Ada yang teriak-teriak sambil menangis semalam, di lantai 2. Padahal Multiplus sudah tutup dan tidak pernah ada yang nginep,” kata salah satu karyawan salon yang enggan disebut namanya itu.

source: banjarmasin post 

Artikel terkait :

0 komentar

Next Post Next Post Next Post