Tampilkan postingan dengan label arkeologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label arkeologi. Tampilkan semua postingan

BEIJING, KOMPAS.com — Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil memecahkan misteri warna tubuh binatang purba yang sudah menjadi fosil.

Para ilmuwan yang berasal dari Museum Sejarah Arkeologi Beijing ini berhasil memecahkan secara lengkap kode misteri warna tubuh burung purba yang dikenal dengan Archiornis huxleyi.

Archiornis huxleyi yang hidup kira-kira 155 juta tahun lalu ini termasuk jenis dinosaurus purba, hewan sejenis burung buas dan berkaki kecil.


Untuk memecahkan misteri warna burung purba ini, para ilmuwan Beijing bekerja sama dengan ilmuwan ahli dinosaurus, ilmuwan ahli burung modern, dan ilmuwan ahli burung kuno yang berasal dari Peking University, Yale University, University of Texas, dan University of Akron.



BEIRUT, KAMIS - Sejumlah guci dari tanah liat yang diyakini sebagai simbol kematian ditemukan di Lebanon. Bangsa Phoenicia pada 2900 tahun lalu menggunakannya untuk menyimpan tulang belulang saudaranya setelah mayatnya dibakar.

Gabungan arkeolog Lebanon dan Spanyol menemukan tak kurang dari 100 buah guci di situs purbakala yang terletak di selatan kota pantai selatan Tire. Situs tersebut merupakan bekas pemukiman bangsa Phoenicia yang hidup antara 1500 tahun sebelum Masehi hingga tahun 300.

"Guci-guci yang besar seperti candi utama. Guci-guci kecil dibiarkan kosong, namun simbol yang menggambarkan bahwa arwah tersimpan di dalamnya," ujar Ali Badawi, salah satu arkeolog. Badawai dan koleganya dari Universitas Pompeu Fabra Barcelona telah melakukan penggalian di situs tersebut selama bertahun-tahun sejak menemukannya tahun 1997.

Fosil penyu yang ditemukan terakhir menunjukkan, penyu zaman sekarang tidak ada perubahan apapun dengan penyu 100 juta tahun yang lampau,Bukan hanya ilmuwan saja, orang awam seperti kita pun, juga berharap mengetahui dengan pasti dan bukannya perkiraan saja bahwa 5.000, 500 ribu, 100 juta, 500 juta, bahkan 2 miliar tahun yang lalu, apa yang telah terjadi dengan bumi, makhluk hidup kala itu adakah perbedaannya dengan sekarang?

Sarcosuchus, (artinya 'daging buaya' dan biasa disebut "SuperCroc") adalah sebuah genus punah crocodyliform dan relatif jauh dari buaya. Itu berasal dari Periode Cretaceous awal apa yang sekarang Afrika dan merupakan salah satu raksasa terbesar buaya-seperti reptil yang pernah ada. Itu hampir dua kali panjang buaya air asin modern dan beratnya sekitar 8-10 ton.

 

Penggalian Manusia Purba


Darimanakah manusia berasal…?? Suku Maori (suku asli Selandia Baru) menganggap dahulu langit dan bumi menyatu. Semesta diselimuti gelap gulita. Manusia adalah hasil dari pemisahan langit dan bumi karena ulah putra bumi dan langit yang menginginkan cahaya dan mengerahkan kekuatannya untuk memisahkan ayah dan ibunya. Sehingga manusia yang tadinya berada di dalam kegelapan mulai terlihat. Sementara dalam dongeng Jerman, dewa langit dan dewa lainnya suatu hari sedang berjalan-jalan di tepi pantai. Pada suatu gundukan pasir mereka melihat dua buah pohon dan merubahnya menjadi manusia.



Lalu ketika zaman berganti, muncul pula Darwin dengan teori evolusi yang mengatakan manusia berasal dari kera. Teori ini perlahan mulai diterima manusia. Banyak orang berpendapat manusia adalah hasil dari suatu perubahan genetik selama berjuta-juta tahun dari suatu sosok makhluk hidup yang bernama kera.


Namun sama halnya dengan dongeng-dongeng yang diceritakan pada awal kisah tadi, orang-orang mulai bertanya, darimanakah atau dimanakah tepatnya awal dari proses evolusi itu terjadi…?

Manusia dari Eropa..?


Pilot Chesley

Di abad-abad terakhir ini, orang beranggapan, benua Eropa adalah tempat berasalnya manusia. Hal ini bukannya tidak beralasan. Di eropa bagian barat banyak ditemui tempat-tempat peninggalan prasejarah. Di kurun waktu 1823 hingga 1925 ada sekitar 116 peristiwa penemuan tulang belulang manusia purba. Di antaranya ada ditemukan tulang kera yang berubah menuju bentuk manusia. Namun tetap aja, itu tulang-tulang kera. Sementara sisa-sisa zaman batu (telah melewati masa evolusi), kurang lebih ada 236 peristiwa penemuan di seluruh Eropa.

Lalu di Prancis pada tahun 1856, ditemukan fosil manusia kera. Fosil itu dianggap sebagai fosil terlama yang ditemukan di masa itu. Maklumlah, saat itu riset yang dilakukan di Asia dan Afrika belum memberikan hasil yang maksimal. Jadi, bisa disimpulkan, Eropa lah tempat awal terjadinya proses evolusi itu. Apalagi para ilmuwan di Eropa saat itu tampaknya lebih memilih tempat tinggalnya sebagai tempat asal muasal manusia dan mengenyampingkan kemungkinan-kemungkinan geografis benua lain yang mungkin lebih unggul seperti Asia dan Afrika.

Eugene Dubois


Eugene Dubois

Namun pada akhir abad 19, seorang berkebangsaan Belanda bernama Eugene Dubois (1858-1940), berhasil menghadirkan penemuan yang luarbiasa di sini, di Indonesia. Eugene dan penemuannya adalah orang yang pertamakali menentang teori manusia pertama berasal dari Eropa.

Eugene Dubois adalah seorang dokter penganut setia teori evolusi milik Darwin. Dokter muda ini memiliki semangat luarbiasa hingga mampu menutupi (lebih tepatnya menemukan) kekosongan proses evolusi antara kera ke manusia. Ia percaya di Asia pasti ditemukan fosil yang lebih tua dari eropa.

Pada tahun 1887 dengan hati yang menggebu-gebu dokter Belanda ini datang ke pulau Jawa. Eugene bekerja pada sebuah rumah sakit. Pada waktu senggang ia tak segan-segan merogoh koceknya untuk menyewa 50 orang tahanan pribumi dan bersama-sama berjalan menyusuri tepi kiri dan kanan Bengawan Solo sambil meneliti lokasi potensial yang mungkin menyimpan tulang belulang manusia purba.

Siapa menyangka, pekerjaan yang nyaris tak mungkin itu membuahkan hasil. Dokter muda yang basicnya bukan seorang arkeolog ini, mendapatkan hasil yang menggemparkan dunia. Suatu hari di tahun 1890 di suatu lokasi di sekitar Bengawan Solo (daerah Sangiran), Eugene dan teman-temannya menemukan sepotong kerangka rahang atau geraham manusia purbakala.

Kemudian setahun berikutnya (1891) di kampung Trinil-Solo, mereka kembali menemukan batok kepala atau tengkorak manusia purbakala yang mencirikan kera. Selanjutnya di tahun 1892, kelompok Eugene menemukan tulang kaki manusia purba yang mirip kaki manusia modern. Dari bentuk tulang kaki itu, bisa disimpulkan pemilik tulang tersebut sudah bisa berjalan dengan kedua kakinya.

Setelah penemuan-penemuan itu Eugene mengambil kesimpulan, tengkorak atau batok kepala dan kaki itu adalah milik satu orang yang sama. Dan orang itu adalah nenek moyang dari manusia yang ada sekarang. Dengan kata lain, tulang belulang dari pertengahan mata rantai teori evolusi milik Darwin.

Pada tahun 1894 Eugene Dubois membuat semacam makalah yang berisi laporan hasil penelitiannya. Ia menamakan fosil itu sebagai “manusia kera yang berdiri” atau manusia Jawa. Belakangan, dunia arkeolog menyebutnya dengan Pithecanthropus Erectus. Setelah penemuan itu dipublikasikan, timbullah pertentangan yang hebat di kalangan para ilmuwan di masa itu. Teori manusia berasal dari daratan Eropa yang selama ini membuai para ilmuwan, seakan terbantah oleh penemuan yang luarbiasa dari Eugene Dubois.

Para ilmuwan yang mendukung teori manusia dari Eropa dibuat gelisah dan tak bisa duduk dengan tenang. Mereka pun menyatakan tidak percaya dengan penemuan Eugene dan mencurigainya. Beberapa di antara para ilmuwan malah berasumsi bahwa fosil yang ditemukan Eugene di Indonesia adalah sepotong tulang dari kera atau hewan sejenis. Sedangkan yang lainnya menganggap fosil itu adalah tulang belulang manusia cacat. Sayangnya, selain manusia Jawa temuan Eugene, tidak ada penemuan lain di benua Asia maupun benua Afrika. Akibatnya, di tengah kerasnya bantahan para ilmuwan Eropa, laporan Eugene lenyap. Sehingga teori yang dilontarkan Eugene hilang selama kurang lebih 30 tahun lebih.

Namun ternyata waktu juga yang berhasil menghalau kabut yang menutupi kebenaran teori Eugene. Seiring memasuki abad 20, makin banyak terjadi penemuan fosil manusia purba di sekitar kawasan tempat Eugene Dubois melakukan penggalian. Akhirnya, teori yang menyatakan manusia berasal dari Eropa, hanya tinggal cerita dongeng saja. Manusia Jawa yang diperkirakan hidup antara 700.000 hingga 1.200.000 tahun lalu, akhirnya diakui sebagai penemuan manusia purba yang berusia paling tua. Jerih payah Eugene Dubois dinilai sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu Arkeologi. Namanya serta penemuannya yang spektakuler, dicantumkan dalam buku sejarah.

Mungkin dalam dunia scient, orang beranggapan Afrika adalah daratan yang tertua. Namun penemuan Eugene dan teman-temannya di Indonesia, layak dihormati. Lagipula, belum ada penemuan sekaliber Eugene Dubois di Afrika hingga saat ini.

(berbagai sumber)

Sangiran, Gudang Fosil Purbakala Kelas Dunia


Sangiran, Surga Arkeologi

Sangiran adalah situs warisan dunia. Tidak ada yang dapat menyangkal hal itu. Di mata orang awam, Sangiran memang tidak sekondang Borobudur. Sebab utamanya berpulang ke daya tarik visual. Orang yang Borobudur sudah memenuhi benaknya dengan bayangan hal-hal aneh, megah atau menakjubkan. Sesampai di tujuan yang mereka lihat mungkin berbeda namun tidak berselisih jauh dari bayangan.

Calon pengunjung Sangiran dengan isi kepala serupa pasti akan kecewa. Peminat kepurbakalaan (utamanya pelajar-mahasiswa) pun kerap melihat situs yang namanya perkasa di peta evolusi ini ‘lebih ramai cerita ketimbang pentasnya’. Namun, tak dapat dipungkiri, tempat ini adalah gudangnya fosil purbakala sejak penemuan Eugene Dubois. Temuan fosil di situs Sangiran memiliki arti signifikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Tapi jangan lupa, khususnya bagi Indonesia, ilmu yang membahas fosil-fosil itu kurang populer. Untuk mudahnya, bukan ilmu yang bisa (langsung) menghasilkan uang. Mayoritas dari kita, diakui atau tidak, bersekolah untuk mendapat pekerjaan, demi mengasapi dapur dan syukur-syukur bisa mengubah nasib. Bidang studi yang dijubeli calon mahasiswa hingga hari ini belum bergeser dari teknik, kedokteran, ekonomi dan hukum. Akibatnya apresiasi bagi situs Sangiran hanya sekadarnya.

Sangiran terletak 20-an km di utara Solo. Cara termudah untuk mengunjungi museum Sangiran adalah dengan naik sepeda motor. Bila memakai angkutan umum, dari terminal Tirtonadi, Solo, orang bisa naik bis jurusan Purwodadi (bis besar) atau Gemolong (bis 3/4). Bilang pada awak bis untuk turun di Kalijambe, di pertigaan ke Sangiran. Dari pertigaan ke museum dengan ojek.

Museum Sangiran dilengkapi dengan gedung pertunjukkan. Bila kuota peminat tercukupi, VCD “The Foot Print of Fore Fathers” akan diputar. Tayangan berdurasi 20 menit itu padat informasi. Pembentukan kubah Sangiran karena aktivitas Gunung Lawu purba, pelapukan karena hujan, terkelupasnya lapisan tanah, tereksposnya fosil, muncul berturut-turut di layar.

Di bagian kedua ada episode keluarga Pithecanthropus memburu Stegodon Trigonochepalus (gajah purba berkepala bentuk segitiga). Antara nonton VCD dan kunjungan ke museum mestinya satu paket. Urutannya pun tak boleh di balik. Menikmati VCD di sini untuk mengasah apresiasi. Setelah itu, sembari mengamati fosil-fosil di balik etalase, imajinasi akan lebih hidup

Sumber: http://misteri-us.blogspot.com/2009/12/manusia-jawa-adalah-nenek-moyangnya.htm

Keajaiban dunia adalah suatu karya yang sangat dashyat yang telah diciptakn oleh suku-suku terdahulu yang mampu membuat suatu peradaban dan mampu menciptkan bermacam-macam bangunan yang hampir sebagai bangunan itu memiliki arsitektur yang baik dan juga kehebatan mereka membangun suatu bangunan yang dikemudian hari telah menjadi keajaiban dunia.
tujuh keajaiban yang telah diakui dunia .akan tergeser oleh beberpa nominasi dari negara-negara lain yang mengajukan masing-masing daerah (negara) mereka untuk menjadi nominasi atau bahkan menjadi anggota sebagai predikat 7 keajaiban dunia.
nah sebelum itu juga kita perlu memperhatikan bagaiman keajaiabn dunia yang dulu yang kesemuanya telah hancur terkecuali pyramid khufu,yang masih bertahan.

Petroglif adalah gambar yang dibuat pada bagian permukaan batu dengan cara mengukir. Diluar Amerika Utara, beberapa sering menggunakan istilah "mengukir" atau deskripsi teknik lainnya.

BEIJING,Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil memecahkan misteri warna tubuh binatang purba yang sudah menjadi fosil.

Para ilmuwan yang berasal dari Museum Sejarah Arkeologi Beijing ini berhasil memecahkan secara lengkap kode misteri warna tubuh burung purba yang dikenal dengan Archiornis huxleyi.

Archiornis huxleyi yang hidup kira-kira 155 juta tahun lalu ini termasuk jenis dinosaurus purba, hewan sejenis burung buas dan berkaki kecil.

Untuk memecahkan misteri warna burung purba ini, para ilmuwan Beijing bekerja sama dengan ilmuwan ahli dinosaurus, ilmuwan ahli burung modern, dan ilmuwan ahli burung kuno yang berasal dari Peking University, Yale University, University of Texas, dan University of Akron.

5.

Danau Guatavita adalah tempat dimana manusia purba dari Colombia (Amerika Selatan) dulu pernah menyelimuti dirinya sendiri dengan debu emas, lalu mengayuh ke tengah danau dan menyebarkan emas dan berlian ke dalam danau sebagai korban kepada berhala mereka.

Danau Guatavita sempat menimbulkan kekacauan di Amerika Utara saat itu yang juga ikut membangun terhadap mitos El Dorado (Kota Emas). Percobaan pertama untuk mengambil emasnya dilakukan oleh Hernan Perez de Quesada pada tahun 1545


Beberapa fenomena astronomi menarik akan terjadi di tahun 2010 ini. Beberapa diantaranya bahkan bisa dikategorikan 'luar biasa'.

Berikut ini peristiwa langit yang akan terjadi di 2010, seperti dimuat laman Space.com.

Ilmuwan menemukan makhluk mirip dinosaurus 10 juta tahun lebih tua dari dinosaurus yang dikenal sebelumnya. Herbivora terbaru itu bernama Asilisaurus kongwe.

Hewan itu hidup di tengah periode Triassic yakni sekitar 245 juta tahun lalu.

Ilmuwan mengatakan usia yang diketahui memberi petunjuk bahwa dinosaurus itu ada di bumi pada masa yang lebih awal daripada yang pernah dipikirkan.

Next Post Next Post