kemarin,
24 maret, merupakan hari peringatan Ada Lovelace, seorang perempuan
yang merupakan programer komputer pertama di dunia asal Inggris. Seluruh
blogger sedunia memposting topik serupa, seputar kaum Hawa dan
teknologi, dalam rangka menghormati perempuan yang hidup di abad ke-19
ini. Siapa Ada Lovelace? Namanya memang tidak setenar Charles Babage
atau Alan Turing, namun dialah programer komputer pertama yang layak
mendapat tempat di hati para penggila teknologi saat ini.
Bernama
lengkap Augusta Ada King, Countess of Lovelace lahir pada December
1815, Ada adalah anak satu-satunya Lord Byron, seorang penyair terkenal
masa itu. Namun Ada sendiri tak pernah mengenal ayahnya sebab pernikahan
ayah dan ibunya sangat singkat. Ibu Ada, Annabella, mendidik Ada untuk
lebih mengandalkan otak kirinya agar tidak mengikuti jejak karir
ayahnya. Ada memang jadi sangat pandai di bidang matematika sejak usia
dini. Tahun 1828 ia pernah mendesain mesin terbang.
Tahun
1883 ia bertemu Charles Babbage, dan membantunya menulis program
komputer pertama di dunia bagi mesin ciptaan Babbage, Analytical Engine,
cikal bakal komputer saat ini. Bagian penting yang menjadi kontribusi
perempuan tersebut adalah menerjemahkan memoar Luigi Menabrea, dan
menambahkan catatan yang meliputi metide kalkulasi nomor-nomor Bernoulli
pada mesin tersebut. Ada juga telah menulis sejumlah penjelasan awal
mengenai komputer dan software. Sayangnya ia tak pernah bisa menuntaskan
pengembangannya seputar dunia komputer uty sebab ia meninggal dalam
usia 36 tahun karena kanker dan pendarahan pada 27 Novemver 1852.
Tahun
1843, Ada menulis paper mengenai pengembangan software komputer,
kecerdasan buatan, dan musik komputer. Pada 1980, Departemen Pertahanan
Amerika Serikat memberinya penghormatan dengan menamakan bahasa
pemrograman komputernya “Ada”.
Pertanyaannya
adalah, mengapa nama Ada Lovelace tidak sepopuler Charles Babbage
sebagai inventor komputer awal? Bisa jadi karena memang usianya cukup
pendek, sehingga tak bisa menuntaskan sejumlah temuan dan penelitiannya.
Ada juga yang beranggapan karena isu gender, seperti kita tahu dunia
teknologi identik dengan jenis kelamin laki-laki, sehingga ketika ada
kaum Hawa yang berpengaruh maka namanya akan tenggelam di “lautan”
dominasi kaum Adam. Tapi apapun itu alasannya, sejarah membuktikan bahwa
kaum perempuan punya peran tak kalah penting di bidang teknologi
informasi.
Sejumlah
nama perempuan terus menghiasi dunia industri teknologi informasi.
Sebut saja Carly Fiorina, eks CEO Hewlett Packard dari tahun 1999 hingga
2005, setelah 20 tahun bergabung dengan AT&T dan Lucent
Technologies. Tak ketinggalan CEO Yahoo, Carol Bartz, yang sebelumnya
adalah pimpinan Autodesk. Di Indonesia, ada nama seperti Shinta
Danuwardoyo, CEO Bubu.Com, dan Betti Alisjahbana yang pernah 8 tahun
memimpin IBM Indonesia.
0 komentar
Posting Komentar